Kamis, 07 Desember 2017

Heboh Si Bapak Janda Penyuka Film India


SEORANG pria bernama Permadi Arya beralih nama menjadi Abu Janda. Dia pun mengaku seorang ustadz ahli agama. Demi itu, membuat nama pengganti yang dibuat kearab-araban, Ustad Abu Janda al-Boliwudi.

Rupanya, nama itu pun sekedar olok-olok. Di akun facebooknya, Permadi mengaku, nama itu adalah plesetan atas seseorang bernama Abu Jandal Al Indonesiy, seorang pengikut ISIS yang konon telah tewas di Suriah.

Sekedar informasi, nama Abu Jandal sendiri adalah nama seorang sahabat Rasulullah SAW, pejuang dan pahlawan pertempuran. Lengkapnya Abu Jandal bin Suhail. Dia wafat, dalam keadaan Syahid dalam bencana Urdun pada tahun 18H ketika ikut berperang di Syam.

Jika nama Abu Jandal Al Indonesiy berarti Abu Jandal asal Indonesia, maka Abu Janda al-Boliwudi dapat berarti Bapak Janda asal Bollywood. Entah apa yang mendasari Permadi menggunakan kata itu, mungkin karena dia penyuka film India.

Dia pernah membuat video parodi, Abu Jandal Al-Indonesiy. "Ketahuilah, bahwa tentara-tentara film India menunggu kalian dari Inspektur Vijay, Sanjay Dutt, sampai Amitabh Bachchan," seru Permadi dalam video itu. Dia mengolok-olok ISIS dengan menyebut sejumlah tokoh film Bollywood.
SI Bapak Janda ini tidak akan terkenal dan menjadi sorotan netizen jika dia tidak tampil berbicara Indonesia Lawyer Club, Selasa (05/12) dengan tema ” 212, Perlukah Reuni”.

Di ILC, Permadi berbicara bersama budayawan Sujiwo Tejo, Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon dan Fahri Hamzah, lalu dai KH M Al Khaththath, pengacara Eggi Sudjana, Ustadz Felix Siau, dan musisi Ahmad Dhani.

Selain itu turut urun rembuk Rocky Gerung, anggota DPR RI Komarudin Watubun, dan penggiat media sosial Denny Siregar, Ketua Pengurus Besar NU Marsyudi Suhud, Koordinator Jaringan Islam Anti Diskriminasi/JIAD Aan Anshori, cendikiawan Muslim Asyumardi Azra, serta via video conference pakar hukum tata negara Mahfud MD.

Sesi perdebatan antara Si Bapak Janda sebagai pendukung Ahok dengan Ustadz Felix Siau sebagai pendukung aksi 212, yang paling menyedot perhatian. Apalagi sebenarnya, Ustad Felix maupun Abu Janda sama-sama penggiat media sosial dengan ratusan ribu followers yang banyak.

Abu Janda tak jarang menyinggung ulama-ulama yang dianggapnya suka memprovokasi. Mengenai hal itu, Wakil Sekjen Majelis Intelektual  dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI), Ustadz Haikal Hasan menanggapi bahwa perkataan pria bernama Abu Janda tersebut sarat dengan kepalsuan. Ia juga mengatakan di dalam ucapannya ada rasa dendam .

“Setelah ILC tadi malam… Ada yg merenung meratapi nasibnya, kebodohannya serta baru sadar bahwa diundang ternyata utk diungkap betapa penuh kepalsuan dan dendam selama ini, ” ujarnya seperti ditulis situs kiblat, Kamis (07/12).

Menurut Haikal, komentar Permadi sangat melecehkan dasar-dasar syariat Islam. Terutama saat ia mengatakan bahwa hadist yang baru muncul 200 tahun setelah Nabi wafat sebagai landasan yang tidak pantas digunakan kembali.

“Ustadz @felixsiauw telah jelaskan hadist shoheh soal bendera. Abu Janda menjawab hadist ditulis 200thn setelah Nabi wafat. Kata2 ini mengandung makna jgn percaya hadist, jgn pakai hadist, jgn berpatokan hadist. kpd yg terkait, segera tuntut manusia yg melecehkan hadist ini, ” ujar @haikal_Hassan.

Terakhir, Ustadz Haikal mengajak umat untuk tidak terlalu banyak membicarakan Permadi.
“Abaikan abujanda. Sayang2 jempol utk mengetiknya. Sayang2 lidah utk menyebutnya. Sayang2 fikiran utk mengingatnya,” pungkasnya. (berbagai sumber)

0 comments: