YERUSALEM mulai membara. Bentrokan terjadi antara pasukan Israel dan para pejuang Palestina terjadi Kamis (7/12) di Tepi Barat dan Gaza. Itu setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump melontarkan pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Di Tepi Barat, batu-batu yang dilemparkan para pejuang Palestina
beterbangan ke arah barisan pasukan Israel. Di Ramallah, asap hitam membumbung
dari ban-ban yang dibakar. Puluhan orang dilaporkan terluka.
Voice of America
menuturkan, di Betlehem, kota kelahiran Yesus, tentara menembakkan meriam air
dan gas air mata ke arah para pejuang Palestina. Sementara di Gaza, poster
Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, serta membakar
bendera-bendera Amerika dan Israel dibakar.
Ismail Haniyeh, pemimpin kelompok perjuangan Palestina, Hamas
yang menguasai Gaza, telah menyerukan pemberontakan bersenjata ke-tiga
Palestina dalam melawan Israel.
“Kami ingin pemberontakan berlangsung terus untuk membuat Trump
dan penguasa pendudukan menyesali keputusan ini,” kata Haniyeh dalam pidato
hari Kamis di Gaza.
Sementara Presiden Palestina Mahmoud Abbas dalam pidatonya
mengatakan aksi Trump itu telah melepaskan Amerika dari perannya sebagai
mediator perdamaian.
Dari Jakarta, Pemerintah Indonesia juga mengecam kebijakan
Trump. Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, Kamis (7/12) meminta Donald Trump
mempertimbangkan kembali keputusan tersebut.
"Indonesia mengecam
keras pengakuan sepihak Amerika Serikat terhadap Yerusalem sebagai ibukota
Israel. Dan meminta Amerika Serikat mempertimbangkan kembali keputusan
tersebut," kata Jokowi.
Menurut Jokowi klaim
sepihak Amerika Serikat Yerusalem sebagai ibu kota Israel dapat memantik masalah
keamanan dunia.
"Pengakuan sepihak
tersebut telah melanggar berbagai resolusi Dewan Keamanan dan Majelis Umum PBB.
Yang Amerika Serikat menjadi anggota tetapnya. Ini bisa mengguncang stabilitas
keamanan dunia," imbuhnya.
Indonesia lanjut Jokowi,
telah menjalin komunikasi dengan negara-negara anggota Organisasi Konferensi
Islam (Organization of the Islamic Conference-OIC) dan Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) agar segera bersidang dan menyikapi hal itu.
"Dalam beberapa hari
ini Pemerintah Indonesia telah berkomunikasi dengan negara-negara OKI. Agar OKI
segera mengadakan sidang khusus tentang masalah pengakuan sepihak ini, dan
meminta PBB untuk segera bersidang serta menyikapi pengakuan sepihak Amerika
Serikat," tegas Jokowi.
Kementerian Luar Negeri
RI lanjut Jokowi juga akan memberikan pernyataan kecaman Indonesia ini melalui
Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia.
"Saya juga telah
memerintahkan Menteri Luar Negeri untuk memanggil Duta Besar Amerika Serikat
untuk langsung menyampaikan sikap Pemerintah Indonesia," katanya.
Lebih lanjut Jokowi
memastikan Pemerintah dan rakyat Indonesia tetap konsisten memperjuangkan
Palestina menjadi negara merdeka. "Saya dan rakyat Indonesia, kita
semuanya, tetap konsisten, untuk terus bersama rakyat Palestina dalam
memperjuangkan kemerdekaan dan hak-haknya. Sesuai dengan amanat pembukaan UUD
1945." (berbagai sumber)
0 comments: